Menuju Tempat Impian Hujan Emas
Pak Sur di kediamannya |
Di tengah terpaan dan guyuran hujan, kami melanjutkan pengamatan dan wawancara dengan responden yang memiliki masalah berbeda. Pak Abdullah, namanya. Ia seorang warga negara asli Malaysia. Namun beristri orang Indonesia dan berasal dari Kalimantan Barat. Kisah kasih mereka tak sebanding dengan manisnya impian hidup di negeri sendiri. Lantaran pernikahan mereka tak dicatatkan hingga memiliki dua buah hati. Sementara, istrinya tak dapat berbuat banyak mengubah status kewarganegaraannya. Ia masih sebagai warga negara Indonesia dengan dokumen paspor perjalanan yang memiliki ijin tinggal satu bulan. Lagi-lagi kedua anaknya tak mempunyai status kewarganegaraan yang jelas. Meski Abdullah menempuh berbagai cara untuk mengurus kewarganegarannya, namun hasilnya nihil. Secercah kisah keberuntungan ia dapatkan ketika anaknya yang ketiga lahir setelah ia mengurus dan menyelesaikan prosedur pernikahannya yang terlambat didokumentasikan secara resmi. Dan anaknya yang ketiga telah resmi diakui sebagai warga negara Malaysia. Sementara tersisa problem akut bagi kedua anaknya yang tak kunjung mendapat pengesahan kewarganegaraan.
Abdullah dan putrinya Aliya |
Ujung-ujungnya, pernikahan yang telah diurusnya tidak berlaku surut menyelesaikan status kedua anaknya. Jadilah batu sandungan sebagai bagian keseharian hidup. Bagaimana nasib Aliya?. Masalah pelik ini berjumlah ratusan bahkan ribuan tersebar di seluruh penjuru Malaysia. Toh, nyatanya tidak ada kebijakan yang memihak pada mereka. Pemerintah Indonesia sedikit melegakan harapan anak seusia Aliya. Sekolah menjadi titik awal merenda nasib di negeri orang. dan tentu menggapai masa depan yang cemerlang. Aliya dan adiknya setiap pagi berangkat ke SIJB menyongsong harapan itu. Namun, esok kelak kapan ia dapat menjatuhkan pilihannya mewujudkan cita-cita indahnya sebagaimana manusia lainnya. Dan harapan itu, bertumpu pada sekumpulan manusia lain yakni negara. Mau kemana Aliya, Tanah airmu masih menantimu. Atau Malaysia menjadi pilihanmu mengabdi...?.